Kepulauan Seribu jadi salah satunya tujuan favorite buat pelancong lokal atau luar negeri. Ini karena keindahan pantai serta bawah airnya dapat menarik siapapun yang hadir bertandang kesana sekedar untuk melepas capek.Bukan sekedar hanya itu, pulau itu menaruh sejuta narasi mengenai Indonesia di waktu dulu. Ingin tahu? Yuk, tahu apa wisata riwayat di Kepulauan Seribu, di bawah ini! Bicara tentang riwayat di Kepulauan Seribu memang tidak akan ada habisnya. Pasalnya kehadiran pulau itu masih terkait erat dengan beberapa narasi tentang Batavia, pada saat penjajahan Belanda dahulu.
Serta berdasar sebagian sumber paling dipercaya, antara jumlahnya nama pulau di Kepulauan Seribu, beberapa ada yang dahulu bernama kolonial. Sebutlah saja Pulau Middbur (Pulau Rambut), Rotterdam (Pulau Ubi Besar), serta Kuiper (Pulau Cipir). Tetapi sayangnya, sekarang beberapa nama itu telah dirubah dengan memakai bahasa Indonesia.
Pilihan Wisata Riwayat di Kepulauan Seribu
Nah, buat kamu yang ingin habiskan akhir minggu dengan pelajari riwayat Batavia, kelihatannya bertandang ke Kepulauan Seribu jadi pilihan yang pas. Berikut beberapa referensi wisata riwayat di Kepulauan Seribu yang harus kamu datangi:
1. Pulau Kelor
Pulau Kelor ialah salah satu gugusan pulau yang ada di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Letak pulau ini tidak jauh dengan Pulau Kelapa, Pulau Petondan Besar, Pulau Bidadari, serta Pulau Cipir.Salah satunya wisata riwayat sisa peninggalan kolonial Belanda di Pulau Kelor yang dapat kamu datangi ialah Benteng Martello. Benteng ini dibuat oleh VOC seputar tahun 1850 untuk memudahkan pemerintah Belanda dalam hadapi beberapa serangan laut dari faksi Portugis di era ke-17.Khasnya , seperti yang diambil dari beberapa sumber, wisata riwayat di Kepulauan Seribu ini dibuat oleh pekerja Indonesia yang ditahan oleh faksi Belanda.Dimana waktu itu, Belanda sedang meningkatkan skema pertahanan Nieuwe Hollandse Waterlinie serta salah satunya eksperimen skema itu ialah Benteng Martello, yang manfaatnya jadi menara pengintai lawan dan benteng pertahanan.Arsitektur bangunan Benteng Martello dibuat dari batu bata merah yang benar-benar kuat dengan bentuk melingkar. Di bagian tengah benteng, ada meriam besar yang saat itu dipakai untuk pertahanan maritim.
2. Pulau Onrust
Tidak jauh dari lokasi Pulau Kelor, ada Pulau Onrust yang diputuskan jadi Taman Arkeologi pada saat pemerintahan gubernur DKI Jakarta ke-7, yakni Ali Sadikin. Predikat itu bukan sekedar digenggam oleh Pulau Onrust, tetapi terhitung juga Pulau Bidadari, Cipir, serta Kelor.Di tahun 1618 yang lalu, wisata riwayat di Kepulauan Seribu ini jadi salah satu empat pulau yang dipakai oleh VOC pada saat pemerintahan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen jadi tempat pertahanan.Justru, Pulau Onrust sempat jadi tempat karantina haji buat jamaah Indonesia yang terjangkit penyakit menyebar di luar negeri. Selanjutnya, pulau itu digunakan jadi pemakaman Belanda.Tetapi sayangnya, dari 42 jenazah yang disemayamkan, cuma 4 nama saja yang sukses diidentifikasi, diantaranya ialah Maria van de Velve, satu orang wanita Belanda yang tinggal di Pulau Onrust bersama dengan sang kekasih.Bukan sekedar jadi saksi kependudukan Belanda saja, Pulau Onrust sempat juga jadi tempat bernaung buat faksi tentara Jepang waktu kuasai Batavia alias Jakarta.Ini kelihatan dari jumlahnya peninggalan Jepang pada saat itu, dari mulai penjara sampai terowongan bawah tanah yang dapat tembus bawah laut.Namun pelancong yang hadir bertandang wisata riwayat di Kepulauan Seribu ini tidak dibolehkan masuk, sebab beberapa fakta tersendiri, diantaranya ialah fondasi bangunan yang tidak kuat.
3. Pulau Cipir
Wisata riwayat di Kepulauan Seribu selanjutnya yang dapat kamu datangi ialah Pulau Cipir. Di pulau ini, kamu akan temukan beberapa bukti menarik sekaligus juga menyedihkan buat warga Indonesia.Sebab, di waktu penjajahan Jepang, Pulau Cipir jadi tempat hukum gantung untuk orang Belanda serta pribumi saat itu.Lain perihal dengan Jepang, waktu Belanda menempati Batavia, Pulau Cipir atau Pulau Kuyper dipakai jadi tempat karantina haji sampai bangsal rumah sakit. Sempat tersebar berita juga, jika pulau ini jadi saksi kematian beberapa jamaah haji yang menyengaja di suntik mati oleh beberapa penjajah.Tidak hanya menaruh banyak riwayat gelap, Pulau Cipir tidak ubahnya jadi pulau favorite yang tetap ramai didatangi.Bagaimana tidak, panorama lautnya yang indah dan semilir angin fresh di saat matahari terbenam, jadi peristiwa paling baik yang paling dinanti-nantikan oleh pelancong.Bila hadir ke sana, janganlah lupa untuk memphoto beberapa spot kuno yang tentu saja benar-benar bagus untuk lengkapi feed Instagrammu.
4. Pulau Pramuka
Pulau Panggang jadi salah satu jumlahnya referensi wisata riwayat di Kepulauan Seribu yang harus kamu datangi waktu akhir minggu. Pulau ini diputuskan jadi kelurahan pada tahun 1986 serta masuk dalam Pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.Di pulau ini, kamu akan temukan banyak bangunan sisa waktu penjajahan Belanda yang sampai sekarang masih dipakai jadi kantor Kelurahan Pulau pramuka.Tidak cuma hanya itu, wisata riwayat di Kepulauan Seribu ini menaruh narasi lain yang rasa-rasanya susah diterima nalar manusia, tetapi diakui oleh warga ditempat, yakni narasi mengenai pendekar darah putih.Konon tuturnya, pendekar darah putih hidup di waktu penjajahan Belanda serta dipandang seperti orang yang benar-benar sakti. Serta karena sangat saktinya, beberapa membajak laut tidak bisa menjarah apa pun harta yang berada di Pulau Panggang itu.
5. Pulau Edam
Satu wisata riwayat di Kepualaun Seribu yang mempunyai cerita unik, yakni Pulau Edam. Nama pulau ini diambil dari satu kota yang berada di Belanda.Dahulu, Pulau Edam jadi salah satunya pulau tersibuk pada saat VOC. Ini terlihat jelas dari beberapa sisa bangunannya, dimana kamu dapat lihat mercusuar Vast Licht serta puing-puing dasar sisa rumah Gubernur Jenderal Hindia Belanda.Bukan sekedar Belanda saja yang pernah menempati obyek wisata riwayat di Kepulauan Seribu ini, pada saat Perang Dunia II, Jepang jadikan Pulau Edam jadi bunker pertahanan sekaligus juga tempat pengintaian tentara Jepang pada saat itu.Letak bunker itu berada di dalam rimba dengan ukuran yang benar-benar beragam, dari mulai 3x2x2 mtr. sampai 5x3x2 mtr. dengan dinding beton serta semasing bunker diperlengkapi pintu dan jendela.
Itu ke lima referensi wisata riwayat di Kepulauan Seribu, yang mana semua pulau dapat diraih dengan Kapal Dishub dari Muara Angke serta rata-rata harga Rp 55 ribu per orang. Tetapi sebelum pergi, janganlah lupa jagalah diri kamu dengan asuransi perjalanan yang dapat diperoleh lewat situs kami .